Dalam Kimia Organik, asam organik dicirikan oleh
adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. terdapat dua macam asam
organik , yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metil akohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen
yang terikat langsung pada karbon dimana atom karbon tersebut berikatan
langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada
aseton. Metil Alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah,
asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat lebih kuat. Asam asetat
bersifat asam yang lebih kuat dati metil alkohol karena basa konjugat yang
terbentuk dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari
metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Dalam air asam karboksilat berada pada kesetimbangan
dengan ion karboksilat dan ion hidronium. Satu ukuran dari kekuatan asam ialah
besarnya ionisasi daslam air. Lebih besar jumlah ionisasi, lebih kuat asamnya.
Asam karboksilat umumnya asam yang lebih lemah daripada H3O+;
daslam larutan air, kebanyakan molekul asam karboksilat tidak terionisasi.
Kekuatan asam dinyatakan sebagai konstanta asam Ka,
konstanta kesetimbangan ionisasi dalam air.
Dimana : [RCO2H] = molaritas dari RCO2H
[RCO2] = molaritas dari RCO2-
[H3O+] atau [H+] =
molaritas H3O+ atau H+
Harga Ka yang lebih besar berarti asam tersebut lebih
kuat sebab konsentrasi dari RCO2-dan H+ lebih
besar. Untuk mempermudah maka harga pKa= adalah pangkat megatifdari pangkat
dalam Ka. Apabila Ka bertambah, pKa berkurang; oleh sebab itu makin kecil pKa
berarti makin kuat asamnya.
Dalam uraian diatas telah diulas bahwa sebab utama asam karboksilat bersifat asam adalah
resonansi stabil dari ion karboksilat. Kedua struktur dari ion karboksilat
adalah ekivalen; muatan negatif dipakai sam oleh kedua atom oksigen.
Delokalisasi dari muatan negatif ini menjelaskan
mengapa asam karboksilat lebih asam daripada fenol. Walaupun ion fenoksida
merupakan resonansi stabil kontribusi utama struktur resonansi mempunyai muatan
negatif berada pada satu atom.
Faktor lain disamping resonansi stabil dari ion
karboksilat mempengaruhi keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari
muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap asamnya.
Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu
asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik
keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan
elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi
menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat
lebih kuat dari asam asetat.
Makin besar penarikan elektron oleh efek induktif,
lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik
elektron dan merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam
trikhloroasetat mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam
dikhloroasetat.
Air salah satu basa telalu lmah untuk menghilangkan
proton dalam jumlah besardari kebanyakan asam karboksilat. Basa lebih kuat
seperti natrium hidroksida mengalami reaksi sempurna dengan asam karboksilat
memmbentuk garam yang disebut karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi
netralisasi asam basa.
Karboksilat adalah garam berperilaku seperti garam
organik; tidak berbau, titik leleh relatif tinggi dan sering mudah larut dalam
air. Karena bentuknya ion , maka sukar larut dalam pelarut organik. Garam
natrium dari asam karboksilat ranatai hidrokarbon panjang disebut sabun.
Karboksilat diberi nama sama seperti garam anorganik.
Nama ion karboksilat diambil dari nama asam karboksilat asal.
Asam karboksilat bereaksi dengan natrium bikarbonat
(Na+HCO3-) menghasilkan natrium karboksilat
dan asam karbonat (H2CO3). Asam karbonat tidak stabil dan
membentuk gas karbon dioksida dan air. Alkohol dan kebanyakan fenol tidak
membentuk garam bila ditambah NaHCO3karena mereka kurang asam dibandingkan
asam karbonat.
Asam karboksilat juga bereaksi dengan ammonia dan
amina menghasilkan ammonium karboksilat. Reaksi dengan amina penting sekali
dalam kimia protein sebab molekul protein kaya akan gugusan karboksil dan
gugusan amino.
Dengan mereaksikan asam karboksilat dengan asam kuat
atau sedang kan mengubah garam kembali menjadi asam karboksilat.
pemasalahan : keasaman dari asam karboksilat serta turunannya tidak terlepas dari resonansi. pada resonansi ion benzoat (C6H5C02-) menunjukkan bagaimana muatan negatif terdelokalisasi pada dua oksigen. lalu apakah muatan negatif pada ion benzoat dapat didelokalisasikan kedalam cincin aromatik ?
BalasHapuspermasalahan ke dua, asam benzoat memiliki turunan orto, meta dan para kloronya yang memiliki keasaman yang berbeda, kenapa bisa terjadi hal demikian ? mohon penjelasannya..
saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 2 .
BalasHapusmenurut literatur yg saya baca, pada Asam o-klorobenzoat, Asam m-klorobenzoat dan Asam p-klorobenzoat, ketiga senyawa tersebut kalau kita lihat dari strukturnya,disini ada efek induksi, klor memberikan induksi nefatif terhadap gugus karboksil. perbedaannya adalah jarak antara atom Cl dan gugus karboksil. semakin jauh, maka geseran elektron ke atom Cl berkurang, oleh karena itu urutan keasaman dari ketiganya adalah ORTO > META > PARA .
Semoga membantu..
Jawaban untuk permasalahan yang pertama:
BalasHapusBerdasarkan litararur yang saya baca, muatan negatif pada ion benzoat tidak dapat didelokalisasikan kedalam cincin aromatik. Jika hal ini terjadi, maka harus mendapatkan pasangan elektron bebas untuk menambah ikatan karbon-oksigen (sehingga membentuk ikatan rangkap) dan dengan transfer elektron ini, terdapat dua pilihan (elektron terdelokalisasi tidak bisa pergi jauh dari ikatan atom):
a. Ambil elektron dari ikatan rangkap yang lain, karbon-oksigen ke oksigen (milik ion karboksilat yang membuatnya lebih stabil, tetapi tidak membantu delokalisasi elektron ke dalam cincin)
b. Memiliki elektron dari oksigen yang sudah berikatan ganda dan menciptakan ikatan karbon-karbon dengan karbon aromatik
Jawaban untuk permasalahan yang kedua :
BalasHapusSeperti yang saya baca dari sebuah literatur jika substituen halogen (klor) berperan sebagai penarik elektron yang dapat menaikkan keasaman. Dan seperti yang sudah dijelaskan oleh sdr. quzwen bahwa urutan keasamannya yaitu o-klorobenzoat > m-klorobenzoat > p-klorobenzoat karena perbedaan jarak klor dari ketiganya terhadap gugus karboksil. Dimana semakin dekat jarak substituen klor terhadap gugus -COOH, maka akan semakin kuat keasamannya. Sedangkan semakin jauh jarak substituen klor terhadap gugus -COOH, maka akan semakin lemah keasamannya.
Demikian, semoga membantu.
Baiklah saya akan mencoba menjawab permasalahan anda yang kedua, menurut literatur yang saya baca. Bahwa struktur dapat mempengaruhi keasaman dan keasaman itu sendiri dipengaruhi oleh kestabilan ion. Sehingga,urutan keasamannya yaitu o-klorobenzoat >m-klorobenzoat>p-klorobenzoat ini dilihat dari perbedaan jarak antar klor dari ketiganya terhadap gugus karbosil.
BalasHapusDimana , jika semakin dekat jarak subtituen klor terhadap gugus karbosil maka akan semakin lemah keasamannya,.
Terima kasih,semoga membantu